Lokakarya Batik Gulurejo
Penciptaan Motif Batik, Mengangkat Pamor Desa Gulurejo
Gulurejo - Batik asal Indonesia merupakan salah satu warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO. Hal ini tentu merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi daerah-daerah penghasil batik di seluruh Indonesia, tidak terkecuali Desa Gulurejo di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Wilayah Gulurejo telah diakui sebagai sentra penghasil batik utama di Kabupaten Kulon Progo. Meskipun demikian, kelestarian batik di Desa Gulurejo berikut dengan pengembangannya perlu dilaksanakan secara berlanjut. Melalui kerja sama yang dilakukan oleh Tim KKN-PPM UGM Unit Lendah Tahun 2019 dengan Pemerintah Desa Gulurejo, Lokakarya Pengembangan Motif Batik yang ditujukan bagi para pembatik dari 10 pedukuhan di Desa Gulurejo berhasil terlaksana.
Acara yang digelar pada Kamis, 1 Agustus 2019 ini dihadiri oleh 70 peserta yang merupakan pembatik di Desa Gulurejo. Antusiasme peserta terhadap penyelenggaraan acara ini tampak sejak awal hingga akhir acara di mana peserta lokakarya memenuhi ruang Balai Desa Gulurejo dari pukul 19.30 hingga 21.15. Materi seputar penciptaan dan pengembangan motif batik disampaikan oleh Ibu Dra. Djandjang Purwo Sedjati, M.Hum. selaku dosen seni dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Penciptaan karya seni batik merupakan perjalanan yang ditempuh melalui langkah penuh kreativitas dalam tiga tahapan, yaitu eksplorasi, perancangan, dan pewujudan. Berbagai jenis benda di sekitar kita, seperti tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, atau binatang dapat diolah dan diwujudkan menjadi motif batik. Dengan kreativitas pembatik, penciptaan motif batik baru dapat dilakukan dengan mengulangi satu bentuk secara berpola sehingga menghasilkan satu kesatuan motif yang utuh. Tidak hanya benda-benda diam yang dapat dijadikan inspirasi pembuatan motif batik, berbagai jenis peristiwa dan kesenian juga dapat diangkat. Jenis motif batik yang dibuat dapat berupa motif geometris atau motif tebaran.
Kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan motif batik oleh peserta di bawah arahan Ibu Djandjang. Para peserta dengan antusias menggambar pola sesuai kreativitas masing-masing di atas kertas yang telah disediakan. Pelatihan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam menciptakan motif batik baru yang selanjutnya dapat dipatenkan sebagai motif batik khas Desa Gulurejo. Tindak lanjut dari acara ini adalah penyelenggaraan Sayembara Penciptaan Motif Batik Khas Gulurejo yang dapat diikuti oleh para pembatik dari seluruh Gulurejo.
Pendaftaran sayembara dibuka mulai tanggal 1 hingga 4 Agustus 2019, dimana peserta harus mengumpulkan terlebih dahulu desain batik di atas kertas berukuran A3 yang akan melalui proses penjurian tahap pertama. Sepuluh desain yang lolos dalam penjurian tahap pertama berhak untuk diikutsertakan dalam penjurian tahap kedua dengan dibuat di atas kain berukuran 2 x 1,5 m. Melalui sayembara ini diharapkan dapat muncul satu motif terpilih yang dapat dipatenkan sebagai motif khas Desa Gulurejo serta mampu mengangkat pamor Desa Gulurejo sebagai sentra batik di Kabupaten Kulon Progo. (aWb/9)
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...