Tanda dan gejala muntaber (gastroenteritis) yang umum
Muntaber adalah penyakit pencernaan yang paling sering diakibatkan oleh infeksi rotavirus. Selain virus, muntaber juga bisa disebabkan karena infeksi bakteri Salmonella, Shigella, Campylobacter jejuni, dan E. coli serta infeksi parasit Giardia dan Cryptosporidium. Kuman penyebab muntaber sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain.
Seseorang dapat terinfeksi kuman penyebab muntaber ketika bersentuhan dengan barang yang terpapar kuman tersebut, berjabat tangan dengan orang yang sedang sakit muntaber, menyentuh feses orang yang terinfeksi, atau menyentuh barang yang terkontaminasi oleh feses yang terinfeksi. Kuman juga dapat masuk ke tubuh lewat konsumsi makanan atau minuman yang tidak terjamin bersih.
Ketika terkena, gejalanya bisa ringan sampai parah dan sering berlangsung selama 3-7 hari. Pada kasus yang parah, muntaber dapat bertahan hingga 10 hari.
1. Muntah
Muntah adalah gejala muntaber yang paling khas.
Anda rentan mengalami mual lalu muntah-muntah ketika kuman (virus, bakteri, atau parasit) mulai menginfeksi dinding lambung dan lapisan usus.
Infeksi ini memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman. Alhasil, Anda merasa mual dan bisa berakhir muntah-muntah.
2. Feses cair saat BAB
BAB yang lebih dari dua kali dalam satu jam dengan tekstur feses cair (diare atau mencret) juga termasuk gejala muntaber yang khas.
Infeksi membuat usus tidak mampu menyerap makanan dan air dengan baik. Berlebihan mengonsumsi makanan saat perut sedang meradang kemudian justru menyebabkan usus menarik cairan tubuh lebih banyak.
Kelebihan air tersebut akan menggenang di dalam usus. Inilah yang mengakibatkan tekstur feses lembek atau cair seperti air saat buang air besar.
3. Demam
Kita biasanya juga dapat mengalami demam sebagai gejala muntaber. Secara umum, demam adalah respon peradangan alami tubuh saat sedang melawan infeksi yang menyebabkan muntaber.
Selain itu, kondisi Anda yang terus muntah-muntah dan BAB juga akan menguras hampir sebagian besar cairan tubuh. Kehilangan cairan tubuh dapat menyebabkan Anda terkena dehidrasi, yang ditandai dengan munculnya demam.
Semakin tinggi demam yang Anda alami, kemungkinan semakin parah dehidrasi Anda.
4. Kurang nafsu makan
Salah satu gejala muntaber yang harus diwaspadai adalah menurunnya nafsu makan. Orang yang sedang muntaber akan merasa tidak nafsu makanan akibat perut yang sedang meradang diserang infeksi.
Menurut Dr. Donald D. Hensrud, MD, MPH, kepala bidang Preventive, Occupational and Aerospace Medicine di Mayo Clinic, kurang nafsu makan adalah respons peradangan yang kompleks. Saat tubuh meradang, sistem imun akan memproduksi senyawa kimia yang disebut sitokin. Sitokin inilah yang memunculkan efek tidak nafsu makan selama kita sakit.
Meski begitu, jangan biarkan gejala muntaber ini terus berlarut. Hilang nafsu makan dalam jangka panjang dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan.
Maka itu, Anda harus tetap usahakan makan sedikit-sedikit sekalipun tidak nafsu. Anda bisa mengonsumsi bubur nasi, roti, atau buah pisang saat sedang muntaber. Ingat, tubuh butuh banyak energi untuk melawan peradangan akibat infeksi sampai tuntas.
5. Sering haus (dehidrasi)
Seseorang cenderung akan merasa sering haus saat muntaber. Gejala dehidrasi ini muncul karena muntaber menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit akibat terus muntah atau buang-buang air.
Maka dari itu, penting untuk tetap selalu mencukupi kadar cairan tubuh selama sedang muntaber guna menghindari dehidrasi.
Anda disarankan memperbanyak minum air putih, cairan oralit, makanan berkuah, atau jus buah untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
6. Badan berkeringat
Tubuh yang berkeringat deras saat sedang muntaber sebetulnya merupakan efek dari demam.
Demam menyebabkan suhu tubuh naik drastis. Hal ini kemudian memicu sistem saraf di otak mengirimkan pesan ke kelenjar keringat Anda untuk mengeluarkan air ke permukaan kulit Anda. Pengeluaran keringat ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh secara alami.
Keringat yang keluar biasanya sebagian besar terdiri dari air. Akan tetapi, keringat saat muntaber juga akan mengandung sejumlah kecil zat lain, seperti elektrolit (garam), urea, dan amonia.
7. Sakit kepala
Sakit kepala sering hadir beriringan dengan demam saat gejala muntaber menyerang. Dalam banyak kasus, sakit kepala juga menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi yang serius.
Ketika Anda sedang muntaber, sakit kepala muncul sebagai respon dari senyawa sitokin yang bekerja melawan kuman penyakit. Sementara melawan infeksi, sitokin juga dapat menyebabkan peradangan yang memicu sakit kepala pada beberapa orang.
Sakit kepala dan demam sering terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang mengalami muntaber.
Cara mengatasi gejala muntaber
Tidak ada satu jenis obat antivirus atau antibiotik yang dirancang khusus untuk mengobati kondisi ini. Namun, Anda bisa minum obat paracetamol untuk menurunkan demam dan meredakan sakit kepala yang muncul sebagai gejala umum muntaber.
Selain itu, beberapa cara di bawah ini juga dapat membantu meredakan muntaber:
- Minum banyak air sangat dianjurkan saat muntaber menyerang. Anda bisa minum air putih atau cairan oralit yang dijual di apotik untuk mencegah dehidrasi.
- Apabila anak yang terserang muntaber, orangtua juga tetap wajib memberikan air minum lebih sering dari biasanya. Anak-anak boleh minum oralit apabila gejala muntaber mereka masih dalam taraf ringan sampai sedang.
- Baik orang dewasa maupun anak yang terserang diare, tidak disarankan untuk minum minuman berkarbonasi (bersoda) atau mengandung gula. Minuman ini justru membuat gejala muntaber tambah parah.
- Tidak disarankan untuk minum obat diare saat anak sakit muntaber. Minum obat diare dari apotek hanya boleh apabila sudah disetujui atau disarankan oleh dokter.
- Untuk anak bayi yang terkena muntaber, terus susui lebih sering dan lebih lama dari biasanya.
- Saat terkena muntaber, Anda wajib makan cukup tapi sering dan dalam porsi kecil. Makan dengan porsi normal membuat pencernaan bekerja semakin berat.
Jika gejala muntaber tidak membaik setelah 5 hari, segera periksa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Sumber : https://hellosehat.com/
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...