Gulurejo - (Senin, 14-10-2019) Dalam rangka mempersiapkan warga Desa Gulurejo dalam menghadapi era globalisasi, memperluas jaringan masyarakat terhadap komunitas internasional merupakan suatu kewajiban. Namun, bukan hal yang mudah untuk membawa paparan tersebut kepada masyarakat, mengingat konsentrasi warga negara asing di Indonesia masih terpusat di daerah-daerah wisata dan pusat-pusat ekonomi yang telah jauh berkembang. Menanggapi isu tersebut, Universitas Gadjah Mada, melalui program Kuliah Kerja Nyata- Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-UGM) mengirimkan 5 mahasiswa dari Eropa dan 8 mahasiswa Jepang untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat Desa Gulurejo selama dua minggu (8-22 Oktober 2019).
Lima mahasiswa Eropa tersebut berasal dari Perancis, Jerman, dan Norwegia. Mereka turut bertempat tinggal di Dusun Sumurweling, Kragilan, Bonorejo, dan Klipuh. Dalam pelaksanaanya, kelima mahasiswa tersebut akan banyak terlibat dalam bidang pembelajaran bahasa inggris. Menurut mereka, pemahaman bahasa inggris merupakan pintu utama masyarakat untuk menghadapi dunia yang semakin tak bersekat. Lebih lanjut, diharapkan melalui program ini, anak-anak mampu lebih banyak membaca sumber-sumber informasi dalam Bahasa Inggris untuk membuka wawasan lebih luas. Dari informasi-informasi tersebut, masyarakat dapat mengetahui perubahan-perubahan global dan turut menyesuaikan diri untuk kepentingan bersama masyarakat. Salah satu contohnya adalah dengan memahami perkembangan pariwisata, sehingga pemasaran potensi desa dalam bidang pariwisata dapat tepat sasaran untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pelaksanaan program belajar bahasa inggris ini menargetkan anak-anak dan pemuda usia produktif. Hal ini dilatarbelakangi dari pemahaman bahwa generasi muda merupakan agen pembawa perubahan. Bahasa inggris diharapkan mampu membantu mereka untuk bersosialisasi, mencari inspirasi, demi menciptakan inovasi bagi masyarakat desa.
Dalam program KKN-PPM UGM, kelima mahasiswa ini turut dibantu oleh 21 mahasiswa S1 UGM yang membantu mereka untuk lebih dapat berbaur dengan masyarakat. Mereka turut ikut serta dalam kegiatan utama yaitu untuk membangun Desa Guluhrejo sebagai desa hijau yang memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup sekitar. Para mahasiswa asing ini mengakui bahwa mereka banyak belajar terkait kesederhanaan masyarakat, semangat gotong royong, toleransi, dan kepedulian untuk menjaga adat istiadat. Hal-hal yang telah mereka dapatkan di sini tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari, terutama dalam menghadapi kehidupan yang jauh lebih kompetitif di negara mereka masing-masing.
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...