Peningkatan Kapasitas Kader dan Lintas Sektor
Stunting dan Penanganan Berat Bayi Lahir Rendah
Lendah – (1-8-2018) . Berdasarkan data dari Puskesmas Lendah 2 pada tahun 2018, angka BBLR di wilayah layanan Puskesmas Lendah 2 masih tinggi yaitu sebesar 5%. Oleh karena itu, diadakan kegiatan peningkatan kapasitas kader dan lintas sektor tentang berat bayi lahir rendah (BBLR) dan Stunting.
Kegiatan peningkatan kapasitas kader dan lintas sektor dilaksanakan di aula Puskesmas Lendah 2 pada hari kamis, 1 Agustus 2019 yang di ikuti oleh 64 kader. Desa Gulurejo sendiri mengirimkan 20 orang kader sehat dari 10 dusun yang ada di wilayah desa. Kegiatan ini di awali dengan pemaparan materi oleh Ibu Nunung Sugiyarti selaku Bidan di Puskesmas kemudian dilanjutkan dengan materi dari ahli gizi puskesmas. "Beberapa penyebab terjadinya BBLR diantaranya adalah ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK), mengalami anemia, kurangnya suplai zat gizi ibu hamil, komplikasi kehamilan, varitas ibu dan jarak kelahiran. Proporsi Wanita Usia Subur (WUS) dengan Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu WUS dengan lingkar lengan atas kurang (LILA) dari 23,5 cm juga menjadi faktor penyebab BBLR. " ungkap Nunung dalam paparan materinya. Selanjutnya beliau juga menjelaskan, "Faktor-faktor lain pada ibu hamil yang rentan melahirkan bayi BBLR yaitu, umur ibu hamil, tinggi badan ibu, hipertensi, pre eklamsi/eklamsi, kelainan letak janin, riwayat obstetri buruk, dan penyakit kronis yang diderita ibu, serta masalah lainnya." jelasnya.
Materi yang disampaikan adalah tentang masa emas dan kritis pertumbuhan serta perkembangan anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pada masa 1000 HPK, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak nantinya, sehingga perlu di perhatikan masa pemeriksaan ibu hamil dan pemberian makan bayi dan anak (PMBA). Kaitannya dengan pemeriksaan ibu hamil, diperlukan pendampingan oleh kader kesehatan supaya ibu hamil rutin periksa ke puskesmas minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester pertama,1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.
Untuk PMBA perlu diberikan sosialisasi kepada ibu balita kaitannya dengan PMBA yang harus sesuai dengan usianya. Yang harus di perhatikan adalah jumlah, frekuensi, tekstur, variasi, responsif dan kebersihan.
Dalam sesi terakhir dari kegiatan ini, dilakukan praktek cara mengukur Tinggi Badan anak usia 0-2 tahun.
Seluruh kader antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Kader Sehat Kader Ceria (aWb/9).
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...