Gulurejo, 30-08-2019. Menelusuri perkembangan Agama Islam di Kecamatan Lendah di masa lalu, kita akan menemukan sebuah nama yang sangat dikenal oleh masyarakat yakni Kiai Nur Salim. Meski dikenal luas di Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah namun untuk menemukan cerita yang utuh tentang sosok tokoh ini cukup sulit, karena tidak ada catatan resmi tentang beliau.
Bekas Langgar Lama dan Bangunan Baru untuk TPA
Bukti yang masih terjaga dengan baik hingga kini adalah Masjid yang ada di Pedukuhan Wonolopo dan Makam Beliau yang berada di Pedukuhan Sumurmuling Desa Gulurejo. Masjid megah yang diberi nama Masjid Nur Salim tersebut, dulunya adalah sebuah langgar kecil yang digunakan oleh Kiai Nur Salim untuk menyebarkan Agama Islam di wilayah Gulurejo. Masjid Nur Salim mengalami pemugaran beberapa kali, terakhir adalah bentuk masjid yang sekarang ada, sedangkan bekas langgar yang dulu dibangun oleh Kiai Nur Salim masih ada di depan masjid. Saat ini masjid Nur Salim cukup makmur, salah satunya karena digunakan untuk pengembangan dakwah dari mulai Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) usia dini sampai pengajian masyarakat sekitar.
Pintu Masjid Nur Salim                                                                                                                                       Keadaan Di Dalam Masjid Nur Salim
Menurut sumber setempat, Kiai Nur Salim adalah seorang ulama yang hidup di era Kesultanan Mataram dan telah berjasa dalam penyebaran dan mengembangkan Islam di wilayah Kulonprogo khususnya wilayah Lendah. Selain di kenal seorang ulama yang alim beliau juga seorang hafidz Qur’an. Beliau berdakwah keliling dari satu daerah ke daerah lainnya hingga akhirnya beliau bermukim di wilayah Lendah yakni di Padukuhan Wonolopo sampai akhir hayatnya. Masih menurut warga sekitar, bahwa Kyai Nur Salim ada kaitannya dengan Kiai Nur Iman Mlangi atau RM Sandeyo (diperkirakan lahir pada sekitar abad ke-18 atau tahun 1700-an) adalah pendiri dari dusun Mlangi Sleman, Yogyakarta. Mlangi merupakan Kiai pertama yang mengajarkan agama kepada masyarakat setempat sehingga dusun yang dibangun disebut "Mulangi" atau Mlangi.
Dari beberapa literatur menyebutkan bahwa Kiai Nur Iman Mlangi atau RM Sandeyo adalah putra pertama dari RM Suryaputra yang bergelar Raja Amangkurat IV dengan RA. Retno Susilowati, putri dari pahlawan nasional Untung Suropati yang saat itu bergelar Adipati Wiranegoro. RM Sandeyo juga merupakan saudara tertua para tokoh kerajaan Mataram antara lain Pangeran Mangkunegara I, Raja Pakubuwana II, dan Raja Hamengkubuwana I. Dari cerita tersebut dapat diartikan Kiai Nur Salim masih ada hubungan kerabat Kasultanan Mataram.
                        Â
Makam Kiai Nur Salim berada di atas bukit kecil yang terletak di Padukuhan Sumurmuling Desa Gulurejo Kecamatan Lendah berjarak kurang lebih 1 km dari Masjid Nur Salim.
Pada beberapa kesempatan, utamanya setiap menjelang Bulan Ramadhan tiba, utusan Pondok Pesantren di Mlangi melakukan ziarah ke makam Kiai Nur Salim. Makam beliau cukup terawat dan bersih menandakan banyak peziarah yang mendatangi makam beliau. (AWB)
Sumber https://lendah.kulonprogokab.go.id/index.php/detil/357/kiai-nur-salim-tokoh-penyebar-agama-islam-di-wonolopo
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...