Lebih jauh Wabub menjelaskan bahwa, gotong royong warga dalam bedah rumah ada nilai kemanusiaan yang berbeda dengan gotong royong lainnya. Kalau gotong royong membuat jalan, saluran air, pos ronda, masjid dan sebagainya, kita memiliki harapan mengambil manfaat dari pembangunan tersebut untuk memperlancar atau mempermudah kehidupan kita. Tetapi dalam gotong bedah rumah tidak terbesit sedikitpun keinginan untuk menempati rumah yang dibedah, murni naluri kemanusiaan agar pemilik rumah dapat hidup layak setara dengan yang lain.
Baca juga : Pemkab Kulon Progo Ganjar Penghargaan untuk Pemerintah Desa
Oleh karena itu, kegiatan bedah rumah memiliki nilai keikhlasan yang lebih dibandingkan jenis gotong royong lainnya. Wabub berharap program bedah rumah yang sudah baik ini bisa terus dilanjutkan dan ditingkatkan.
Bedah rumah di Pedukuhan Nglatiyan 2 Desa Ngentakrejo adalah rumah milik Ibu Sumiyem, sementara bedah rumah yang di Pedukuhan Mendiro Desa Gulurejo milik Parijo.
Warga masyarakat tampak antusias dalam pelaksanaan kegiatan bedah rumah tersebut. (AWB)
Sumber : https://lendah.kulonprogokab.go.id/detil/486/gotong-royong-bedah-rumah-wujud-naluri-kemanusiaan
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...