Pedukuhan Sumurmuling Desa Gulurejo
Jejak Bandung Bondowoso di Kulon Progo
Gulurejo, 03/09/2019. Mesti hanya sebuah legenda atau cerita turun temurun dari generasi ke generasi, namun cerita berikut ini menarik untuk disampaikan. Sumurmuling adalah sejarah panjang tentang sebuah daerah pedukuhan tepatnya yang terletak di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo. Konon Sumurmuling erat kaitannya dengan jejak Bandung Bondowoso di daerah Kulon Progo.
Padukuhan Sumurmuling diambil dari sebuah nama mata air berwujud sumur yang mengalir sepanjang waktu. Meskipun terletak di pegunungan, namun sumur ini selalu ada airnya dan jernih, tidak seperti sumur-sumur yang ada di sekitar tempat tersebut hanya ada air saat musim penghujan itupun keruh airnya. Tidak ada yang tahu sejak kapan sumur itu ada di tempat itu, tak ada catatan yang pasti bahkan penduduk di sekitar tempat tersebut hanya mengetahui bahwa sumur itu ada sejak dulu kala. Warga memanfaatkan air dari sumur tersebut untuk keperluan sehari-hari, mulai dari mandi, air minum bahkan untuk mengairi ladang/sawah di sekitar lokasi.

Sumurmuling erat kaitannya dengan cerita Bandung Bondowoso, satria sakti mandraguna putra mahkota Prabu Damar Moyo dari Kerajaan Pengging yang jatuh cinta dengan Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso dengan kesaktiannya mampu memenuhi keinginan Roro Jonggrang untuk membuat 1.000 candi dalam waktu satu malam yang dikenal dengan Candi Sewu, hingga saat ini wujud candi tersebut masih ada, salah satu dari candi tersebut adalah Roro Jonggrang yang dikutuk oleh Bandung Bondowoso karena berlaku curang. Lokasi ini sekarang menjadi tempat pariwisata yang tentu sebagian besar orang sudah mengenal dengan baik, yakni Candi Prambanan dan Candi Boko di daerah perbatasan antara Kabupaten Sleman dan Klaten Jawa Tengah.
Jejak Bandung Bondowoso di daerah Kulon Proko terekam dengan baik dari cerita turun temurun melalui Sumurmuling. Konon Sumur ini letaknya tegak seperti sumur pada umumnya, saat ini sumur ini letaknya tidak tegak lagi, namun miring kurang lebih 45 derajat. Kenapa sumur tersebut bisa miring? Saat Bandung Bondowoso kehausan waktu berperang melawan musuh-musuhnya di sekitar tempat tersebut, beliau melihat sumur yang airnya sangat jernih, dengan tergesa-gesa Bandung Bondowoso mendatangi sumur itu sambil duduk bersimpuh meminum air yang ada di sumur. Karena kesaktiannya sumur itu dimiringkan agar mudah mengambil airnya, jejak kaki (dengkul) berupa dua buah cekungan di bibir sumur masih ada hingga saat ini walaupun rusak karena beberapa waktu yang lalu pohon beringin besar yang ada di samping sumur itu roboh dan menimpanya. Itulah kenapa sumur yang awalnya tegak itu menjadi miring, warga sekitar secara turun temurun mengenalnya menjadi Sumurmuling dari kata sumur miring.
Nama Sumurmuling kemudian diabadikan hingga saat ini menjadi nama pedukuhan dimana sumur itu berada. Ditemui secara terpisah Dukuh Sumurmuling, Sugiyem (42 th) mengatakan bahwa, “Terdapat beberapa versi cerita tentang asal usul Sumurmuling, namun cerita yang banyak beredar di masyarakat adalah versi Bandung Bondowoso”. Beliau menambahkan banyak warga masyarakat yang masih sering mendatangi tempat tersebut untuk tujuan berziarah atau tujuan lainnya, justru bukan warga Lendah tapi dari luar daerah. Beliau berharap suatu saat dapat membuat catatan yang lebih baik tentang cerita asal-usul Sumurmuling agar generasi berikutnya mengetahui bahwa kita memiliki khazanah budaya masa lalu yang beragam.
Sumber : https://lendah.kulonprogokab.go.id/detil/349/sumurmuling-jejak-bandung-bondowoso-di-kulon-progo
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...