Saat ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan sedang giat mengkampanyekan gerakan melawan Penyakit Tidak Menular (PTM). Hal ini dikarenakan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit Tidak Menular semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu jenis Penyakit Tidak Menular yang juga merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia adalah Penyakit Kanker.
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal (tidak terkendali) dari sel-sel jaringan pada tubuh. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke jaringan sekitar maupun bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah atau limfa sehingga dapat menyebabkan kematian.
Masyarakat umum sering mengenal kanker sebagai tumor, padahal tumor belum tentu kanker. Tumor adalah istilah medis untuk segala jenis benjolan yang tidak normal pada tubuh. Sedangkan kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor yang ganas atau menyebar. Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua golongan umur. Umumnya penderita kanker baru merasakan adanya keluhan atau gejala setelah kanker berada pada stadium lanjut atau menyebar ke bagian tubuh yang lain. Beberapa gejala yang timbul akibat kanker adalah: adanya benjolan yang tidak lazim, perubahan pada kulit, masalah pada kelenjar getah bening, berat badan turun tanpa sebab, batuk atau sesak yang berkepanjangan, serta terjadi perdarahan yang tidak normal.
Berdasar dari data WHO pada tahun 2018, angka kejadian dan kematian akibat kanker pada perempuan yang terbanyak adalah kanker payudara, kanker usus, kanker paru-paru, baru disusul kanker leher rahim. Sedangkan pada laki-laki, angka kejadian dan kematian akibat kanker yang terbanyak adalah kanker paru-paru, kanker usus, kanker perut, kanker hati, baru disusul kanker prostat. Gaya hidup yang serba instan serta pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan secara tidak langsung telah berdampak pada gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu timbulnya penyakit yang ditakuti oleh masyarakat ini.
Supaya terhindar dari Penyakit Kanker, sebisa mungkin kita harus menghindari faktor risiko yang dapat mimicu timbulnya kanker. Beberapa faktor risiko yang diketahui dapat memicu timbulnya kanker antara lain: rokok, alkohol, zat kimia, radiasi, paparan virus (HPV, hepatitis, Epstein Barr), makanan cepat saji, kurangnya olahraga, serta obesitas. Disamping itu, melakukan istirahat yang cukup serta mengelola stress dengan baik juga dapat menurunkan risiko terjangkit penyakit Kanker.
Selain melakukan upaya-upaya pencegahan, agar terhindar dari bahaya kanker maka perlu dilakukan deteksi dini terhadap adanya sel kanker. Semakin dini sel kanker ditemukan, maka akan semakin besar kemungkinan penyebaran sel kanker dapat dicegah sehingga kematian akibat kanker pun dapat terhindarkan. Ada banyak macam deteksi dini kanker yang dapat dilakukan, tergantung dari jenis kanker itu sendiri. Sebagai contoh, deteksi dini kanker payudara pada perempuan dapat dideteksi secara dini dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), SADARNIS (Pemeriksaan Payudara Klinis oleh tenaga kesehatan), Mammografi, USG maupun MRI Payudara.
Mengingat begitu tingginya angka kejadian Kanker Payudara pada perempuan, dalam rangka memperingati Hari Bhakti Pelayanan RSUD Wates Ke-37 serta Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap tanggal 04 Februari 2020, selama bulan Februari 2020 RSUD Wates kembali memberikan Promo Layanan Deteksi Dini Kanker Payudara, khususnya melalui Pemeriksaan Mammografi. Promo ini berlangsung mulai tanggal 04 Februari 2020 hingga 04 Maret 2020. Dengan Mammografi, adanya benjolan di payudara dapat terdeteksi bahkan ketika masih kecil dan belum terasa jika disentuh. Manfaatkan harga promo yang kami tawarkan. Wanita yang mempunyai riwayat keluarga kanker atau telah berusia 40 tahun ke atas dianjurkan melakukan pemeriksaan ini supaya terhindar dari risiko kesakitan dan kematian akibat Kanker Payudara. (_pkrs_)
Â
Sumber :Â https://rsud.kulonprogokab.go.id/
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...