Jakarta, Kominfo – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan pandemi Covid-19 telah memiliki implikasi pada aspek ekonomi dan sosial. Oleh katena itu, prinsip-prinsip subsidiaritas kegotongroyongan perlu dibangun.
"Itu aspek lain karena dampak Covid-19 tidak saja kesehatan tapi juga berdampak pada masalah non-kesehatan. Indonesia punya modal besar di situ. Apa itu? Modal besarnya adalah kegotongroyongan," paparnya ketika berbincang khusus bersama pewarta RRI Pro 3 dan RRI NET dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (20/05/2020).
Menurut Menteri Kominfo, saat ini pemerintah dan WHO (Badan Kesehatan Dunia di PBB) sudah mengatur bagaimana kita untuk hidup normal dengan Covid-19 baik dari sisi medis dan non-medis
“Pertama jaga jarak (physical distancing), yang kedua gunakan masker, yang ketiga cuci tangan dan mengikuti protokol-protokol lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Itulah the new normal dari sisi kesehatan,” ungkapnya.
Hal yang kedua, dari sisi non-medis, dengan cara menerapkan prinsip saling bantu antarelemen masyarakat. “Di situlah prinsip-prinsip solidaritas, prinsip-prinsip subsidiaritas kita saling membantu, saling memberikan subsidi, jangan tunggu pemerintah saja tapi juga oleh kita sebagai anggota masyarakat,” jelasnya.
Dalam perbincangan yang disiarkan secara Live kepada pendengar dan pemirsa RRI, Menteri Johnny menyampaikan, pemerintah, lembaga negara, dan masyarakat mempunyai tugas yang sama menjaga agar masyarakat agar selamat dari pandemi Covid-19 serta menjaga ekonomi dan kehidupan keseharian masyarakat tetap terjaga. “Jadi rakyat betul-betul diberi payung dari sisi medis dan non medis,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menteri Johnny mengatakan, pada Rapat Kabinet pagi tadi, Presiden Joko Widodo secara sungguh-sungguh mengambil langkah-langkah termasuk untuk memberikan proteksi dan perlindungan berupa jaminan sosial bagi kehidupan masyarakat yang mendapat tekanan besar.
"Juga turut menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang sudah saling membantu, terima kasih juga kepada panitia zakat, atas bantuan-bantuan masyarakat itu diberikan, disalurkan, untuk saling membantu. Sekarang banyak masyarakat kehilangan pekerjaan, gagalnya usaha dan seterusnya. Oleh karenanya, marilah kita bangun kekuatan bersama, kita lawan itu Covid-19,” pinta Menteri Johnny.
Tiga Tantangan Kominfo
Dalam perbincangan, Menteri Kominfo menguraikan tiga tantangan terberat lembaga yang dipimpinnya agar bisa melewati pandemi Covid-19 sekaligus mempersiapkan era normal baru.
“Pertama, kita harus secara cepat menggelar infrastruktur bersama-sama dengan mitra kerja operator seluler dan seterusnya, tapi ada bagian juga yang harus tersedia melalui porsi APBN,” ujarnya.
Hal kedua, menurut Menteri Johnny, ada tantangan perubahan konfigurasi penggunaan internet. Menteri Kominfo menyebutkan sebelum pandemi Covid-19 internet banyak dipakai di gedung-gedung, di kantor kantor, di sekolah-sekolah, di tempat-tempat umum, tetapi pada saat Covid-19 justru dia berubah penggunaan traffic-nya ada di perumahan, pemukiman, real estate.
"Karena orang tinggal di rumah sehingga tantangan jangka pendeknya harus melakukan mobilisasi dan menyediakan infrastruktur di situ," ungkapnya.
Adapun tantangan yang ketiga, menurut Menteri Johnny sebetulnya dari waktu ke waktu terkait Covid-19 yakni cara kita hidup. “New normal menuntut kita harus hidup dengan Covid-19. Seperti virus influenza yang terjadi di Spanyol dulu di awal abad 20 sampai sekarang kan tetap ada, namun begitu ada obatnya kita bisa hidup dengan influenza dengan aman,” terangnya.
Demikian halnya Covid-19, Menteri Johnny menyatakan, sampai saat ini belum ada atau belum ditemukan obatnya, masih di dalam laboratorium uji coba.
“Kita harapkan segera ada, tetapi kita tidak bisa tunggu obat itu ada. Begitu juga dengan virus TBC misalnya, sampai sekarang masih ada tapi karena sudah ada obatnya masyarakat bisa hidup dengan penyakit itu tanpa dia tertular,” kata Menteri Johnny. (hm.ys)
Ari Wibowo
05 Juli 2022 09:48:15
Maju terus batiknya Gulurej0...